Bai'at aqobah pertama dilakukan saat musim haji ke duabelas dari kenabian atau bertepatan dengan bulan juli tahun 621M. Pada musim haji ke duabelas ini, dilakukanlah bai'at oleh 12 orang dari penduduk Yatsrib, lima orang diantaranya adalah mereka yang telah masuk islam pada musim haji ke sebelas dari kenabian. Kemudian, 7 orang diantaranya adalah :
Mereka semua datang menemui Rasulullah saw di 'Aqobah, di Mina. Mereka menyatakan bai'atnya kepada Rosulullah. Dengan point-point bai'at sebagai berikut:
Dari Ubadah bin ash-Shamit Rasulullah saw berkata " kemarilah kalian semua, barbai'atlah kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak sendiri, tidak akan bedusta yang kalian ada-adakan diantar tangan dan kaki kalian, tidak durhaka atasku dalam urusan baik. Barangsiapa yang memenuhi semuanya diantar kalian, maka pahalanya ada di sisi Allah SWT. Dan barangsiapa yang mengambil sesuatu darinya lalu di siksadi dunia, maka itu merupakan ampunan bagi dosanya, dan barangsiapa yang mengambil sesuatu darinya, kemudian Allah menutupinya, maka urusannya ada pada Allah SWT. Jika Berkehendak Dia akan menyiksanya dan jika berkehendak Dia akan Mengampuninya" (H.R. Bukhari) Ash-Shamit berkata, "Aku pun berbai'at kepada beliau".
Setelah bai'at selesai dilaksanakan dan musim haji berakhir, Rasulullah mengirim para utusan yang telah baerbai'at ke Yatsrib, yaitu Mush'ab bin Umair al-abdary, orang yang paling dahulu masuk islam. Mus'ab melakukan dakwahnya bersama As'ad bin Zurarah. Diriwayatkan bahwa Mush'ab dan As'ad memperoleh hasil yang gemilang dalam menjalankan dakwahnya di Yatsrib, mengislamkan pemuka kaum Bani Abdul Asyhal yang bernama Sa'ad bin Muadz dan Usaid bin Hudair, kemudian seluruh kaumnya mengikuti pemuka kaum tersebut . Inilah hasil yang cemerlang yang dibuktikan oleh kekuatan bai'at yang dilakukan. Dalam tulisan ini, penulis tidak memaparkan kisah yang lebih terperinci yang di ambil dari Srioh Nabi.
B. Bai'at Aqobah Kedua
Pada musim Haji ke tigabelas atau bertepatan dengan tahun 622 M. Dilakukanlah bai'at Aqobah yang ke 2 oleh 75 orang Muslim dari kota Yatsrib yang datang ke Mekah. Mereka datang bersama rombongan orang-orang Musyrik. Sepanjang perjalanan menuju mekah, mereka bertanya-tanya "Sampai kapan mereka membiarkan Rasulullah mengelilingi gunung-gunung Mekah, diusir dan dikucilkan terus menerus dilanda ketakutan di sana?".
Sesampainya di Mekah mereka menginap di Tenda bersama rombongan. Pada waktu sepertiga malam, kaum muslim menemui Rosulullah yang sebelumnya sudah dijanjikan bahwa antara Rasulullah dan kaum Muslim akan bertemu di Aqobahpada pertengahan hari tasyrik. Jumlah kaum muslim saat itu adalah berjumlah 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang bernamaNusyaibah binti Ka'ab serta Asma binti Umar. Dan Rosulullah datang bersama al-Abbas bin Muthalib yang saat itu belum masuk islam, dia datang karena kecintaannya kepada Muhammad, bahkan saat itu mengawali pembicaraan.
1. Permulaan Dialog dan Penjelasan al-Abbas Mengenai Sebuah Tanggungjawab
Setelah dianggap sudah lengkap, dialog dimulai oleh al-Abbas, al-Abbas berkata "Wahai bani Khazraj, sesungguhnya kalian telah mengetahui bagaiamana posisi Muhammad di tengah-tengah kami. Kami telah melarangnya untuk mengusik kaum kami. Dia adalah sosok yang sangat dihormati oleh kaumnya, dan dilindungi di Negerinya. Jika kalian berniat untu menyia-nyiakannya maka biarkanlah dia dari sekarang.karena dia adalah orang yang terhormat dan dilindungi kaumnya."
Kaab kemudian berkata "kami menengar yang engkau katakan" dan melanjutkan "Ya Rosulullah, putuskanlah apa yang engkau sukai bagi diri engkau dan Rabb engkau"
Jawaban ini menunjukan kepercayaan yang penuh terhadap Rosulullah, dan kekuatan serta tanggungjawab yang penuh untuk mengemban amanah dakwah.
2. Point Point Bai'at
Imam Ahmad meriwayatkan, Jabir berkata, "Wahai Rosulullah, tentang apa saja kami harus berbai'at kepada engkau?" Rosulullah menyebutkan point-point bai'at tersebut, diantaranya adalah:
- Untuk mendengar dan taat baik dalam bersemangat ataupun malas
- Untuk menafkahkan harta baik dalam keadaan sulit ataupun mudah
- Untuk memerintah kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
- Untuk tegak berdiri membela Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang mencela Allah
- Untuk menolongku jika aku datang kepada kalian, dan melindungiku sebagaiaman mereka melindungi diri, istri, dan anak-anak kalian, dan balasan kalian adalah surga
Pin-pin bai'at ini menjadi kekuatan para kaum muslimin yang akan menjalankan dakwah di segala penjuru.
3. Pengokohan Terhadap Bai'at
Ibnu ishaq mengatakan, ketika telah berkumpul untuk berbai'at, al-Abbas berkata "Apakah kalian benar-benar mengetahui, atas apa kalian berbai'at kepada Muhammad?" Merka menjawab "ya, kami tahu".
al-Abbas mempertegas '' Sesungguhnya kalian berbai'at atasnya untuk bersedia melakukan peperangan menghadapi semua orang, baik berkulit putih ataupun berkulit hitam. Jika kalian memandang habisnya harta benda kalian dan kematian akibat bai'at ini merupakan satu musibah, maka sejak sekarang, jika kalian tetap melakukan bai'at ini, niscaya kalian akan memperoleh kehinaan dan kerendahan di dunia dan diakhirat, tetapi jika kalian memandang bahwa dari kalian rela dan sanggup walaupun harus menghabiskan harta dan menjemput kematiann akibat bai'ati ini, maka ambillah karena kalian memperileh kebaikan dunia dan akhirat."
Mereka menjawab "kami bersedia untuk mengorbankan harta benda dan menghadapi kematian, apa ang akan kami peroleh dari pengorbanan kami ya Rosulullah?"
Rosulullah menjawab, "Surga".
4. Pelaksanaan Bai'at
Setelah poin-poin bai'at diikrarkan, pengokohan tekad sudah tuntas, maka akad bai'at pun dimulai dengan berjabat tangan.
Jabir berkata, satu persatu dari kami berdiri dan menyatakn bai'at kepada Muhammad. Muhammad menjanjikan kami akan masuk surga, sedangkan bagi dua orang perempuan yang hadir saat itu, menyatakan bai'atnya dengan ucapan saja, Karena Rasulullah tidak bersentuhan dengan yang bukan Mahram.
5. Dua Bela Pemuka Kaum
Setelah selesai pelaksanaan bai'at, Rasulullah menunjuk 12 orang sebagai pemuka kaumnya. Merekalah yang akan bertanggungjawab atas pelksanaan poin-poin bai'at. Kemudian mereka menunjuk 12 orang sebagai pemimpin, sembilan orang dari kaum Khazraj dan tiga orang dari kaum Aus, antara lain:
- As'ad bin Zurarah
- Sa'ad bin Rabi'
- Abdullah bin Rwahah
- Rafi' bin Malik
- Al-Barra' bin Ma'rur
- Abdullah bin Umar
- Ubadah bin ash-Samit
- sa'ad bin Ubadah
- Al-Mandzir bin Umar
Dari Kaum Aus yaitu:
- Usaid bin Hudair
- Sa'ad bin Khatsamah
- Rifa'ah bin Abdul Mundzir
Setelah penunjukan selesai, Rasulullah mengambil sumpah mereka sebagai pemimpin, beliau berkata kepada mereka "Kalian adalah orang yang bertanggungjawab atas kaum yang kalian pimpin, sebagaimana tanggungjawab yang dipikul oleh kaum Khawariyyun atas Nabi isa a.s. dan aku adalah orang yang bertanggungjawab atas kaumku (Muslimin)."
Mereka menjawab dengan tegas "baik."
Inilah kisah, kisah yang mengungkapkan bagaiaman pembai'atan pada masa itu, bai'at yang dilakukan oleh para kaum muslimin, dengan kesungguhan dan penuh tanggung jawab, kisah ini berusaha menggambarkan bagaiman rukun bai'at yang dijalani. Selanjutnya, hal ini sangat berkaitan dengan rukun bai'at yang di sampaikan Syahid Hasan al-Bana.
Berikut 10 rukun bai'at yang di sampaika Syahid Hasan al-Bana, Rukun bai'at yang akan di tulis dalam rangkuman penulis:
- Al Fahm: memahami agama Islam dengan benar dan komprehensif.
- Al Ikhlas: Ikhlas karena Allah dalam beramal untuk Agama
- Al ‘Amal: beramal demi agama ini dengan memperbaiki diri sendiri, rumah tangga Muslim, masyarakat, pemerintahan dan seterusnya.
- Al Jihad: jihad fi sabilillah dengan berbagai tingkat dan variasinya.
- At Tadhliyyah: berkorban waktu, kesungguhan, harta, dan jiwa demi agama
- At Tha’ah: Menaati Allah dan Rasulnya, baik dalam kondisi susah atau mudah, senang maupun benci.
- Ats Tsabat: memegang teguh agama, baik dari sisi aqidah,
syari’ah, maupun perbuatan, sekalipun harus memakan waktu yang panjang
untuk sampai pada tujuan.
- At Tajarrud: membersihkan diri dari pemikiran yang
bertentangan dengan pemikiran Islam dan dari setiap orang atau teman
yang memisahkan antara seorang Muslim dengan loyalitas kepada agamanya.
- Al Ukhuwwah: persaudaraan dalam agama, karena persaudaraan
merupakan saudara persatuan dan terapi bagi keterpurukan dan
kehancuran.sedangkan perpecahan merupakan saudara kekufuran.
- At Tsiqah: Kemantapan hati dalam mengontrol perbuatan
demi Islam sesuai dengan kaidah Islam yang mengatakan,” tidak ada
ketaatan dalam bermaksiat kepada Khalik.”
Dalam konteks kekinian, rukun bai'at menjadi sangatlah penting, terutama bagi seorang yang bergerak dijalan dakwah, bagaimana seorang da'i akan melakukan bai'at dengan memahami isi bai'at serta konsekuansi dan tanggungjawabnya, hingga di rukun terakhir yaitu Tsiqoh.
Wallau'alam bi Showab...
Al-mubarak Furi, S.S. 2007. Sahih Sirah Nabawiyah. Bandung: Darul Aqidah.